![]() |
Sumber: Google |
Lebih dari 270 panitia Pemilihan Umum di Indonesia Meninggal dunia hal tersebut mencuri perhatian media asing, diantaranya BBC, Reuters, Aljazeera, ABC News Australia, dan Straits Times.
Dilansir dari BBC, sebagian besar petugas KPPS tewas karena kelelahan. Pasalnya, mereka harus rela bekerja berjam-jam untuk menghitung jutaan kertas suara dengan cara manual.
Menurut Arief Priyo Susanto, juru bicara Komisi Pemilihan Umum (KPU), sebanyak 1.878 petugas lainnya dalam kondisi sakit.
sekitar 7 juta orang memang ditugaskan membantu penghitungan dan pengawasan pesta demokrasi pada pemilu 17 April silam, . Namun, mereka diharuskan bekerja sampai tengah malam dalam kondisi yang panas. Itu sebabnya jatuh banyak korban.
Pemilu 2019 memang menjadi pertama kalinya negeri Ibu Pertiwi ini menggabungkan pemilihan presiden dan pemilihan legislatif untuk menghemat dana. Sementara itu, ada sekitar 80 persen dari 193 juta pemilih yang memenuhi syarat menggunakan hak pilih mereka di 800 ribu tempat pemungutan suara (TPS).
Akibatnya, banyaknya jumlah pemilih itu membuat para petugas KPPS itu kelelahan hingga akhirnya jatuh sakit. Berbeda dengan seleksi pegawai negeri sipil, para petugas itu tidak menjalani pemeriksaan medis sebelum mulai ditugaskan.
Menurut keterangan juru bicara KPU, sebanyak 272 petugas meninggal karena menanggung beban kerja yang berlebihan. KPU berencana memberikan kompensasi kepada keluarga korban sebanyak Rp36 juta untuk setiap petugas KPPS yang meninggal.
Sementara itu, para kritikus menyalahkan pemerintah yang dengan tidak bijaksana telah menggabungkan pemilu sehingga para petugas harus menanggung beban yang tidak realistis.
Hingga saat ini, KPU masih melakukan penghitungan suara. Hasil penghitungan suara itu akan diumumkan pada tanggal 22 Mei mendatang.
Sumber: Akurat.co
No comments:
Post a Comment