![]() |
Sumber: Google |
Sebagai orang tua kita kerap menannya apa yang menjadi cita-cita anak, bahkan tidak sedikit orang tu yang mengarahkan anaknya untuk bercita-cita seperti yang diinginkan orangtuanya.
Vera Itabiliana, Psikolog Anak dan Remaja, mengatakan, memiliki cita-cita sedini mungkin tentu sangat penting untuk anak.
"Sebenarnya kalau ditanya 'Mau jadi apa', dari usia dua tahun atau tiga tahun, anak sudah bisa tahu," katanya kepada AkuratParenting, di acara Erlangga Talent Week 2019, di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu, (2/10).
Cita-cita yang terbentuk sejak dini biasanya hadir karena melihat Profesi orangtua atau orang-orang dekat sekitarnya.
"Keinginan mau kayak bapaknya, atau saya mau kaya ibu, atau biasanya khayalan anak usia lima tahun. Mau nikah sama si A, itu sudah bentuk cita-cita, tapi belum cita-cita yang konkrit" ujarnya.
Untuk mendapatkan jawaban anak ingin memiliki cita-cita yang konkrit seperti mau jadi youtober, hingga Dokter, orangtua harus bisa memperlihatkan atau memaparkan sebanyak-banyaknya pilihan Profesi yang ada.
Pemberian informasi yang luas tentang berbagai jenis Profesi akan memudahkan dia menemukan cita-citanya.
Karena kadang, ada anak yang merasa tidak begitu bagus nilainya akademiknya, tapi orangtua hanya memberi pilihan Dokter, insiyur, dan Profesi lainnya yang membutuhkan kemampuan akademis yang tinggi.
Akhirnya, ia kebingungan akan jadi apa kelak dewasa.
"Kalau gak punya cita-cita, anak tidak bisa melihat, tidak mengenali dirinya sendiri. Karena gak bisa mengenali dirinya sendiri, susah juga mau punya tujuan hidup mau jadi apa, itu kan bahaya. Itu bisa terjadi mungkin selama ini anak diarahkan, dituntut begini, begitu, yang dia gak bisa," tutupnya.
Sumber: Akurat.co
No comments:
Post a Comment